Padi termasuk
genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik
dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut
Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza
sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza
stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang
ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza
sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah
tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan
basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman
padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan
Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
ARTI
PENTING DAN MANFAAT PADI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Padi merupakan
bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan
pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan
oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang
biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan
yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan
penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang
mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan
energi.
Menurut Collin Clark Papanek,
nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang
apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak
0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat,
protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin.
Disamping itu beras mengandung beberapa
unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain
sebagainya.
SYARAT
TUMBUH
Tanaman padi
dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air.
Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi
selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Tinggi tempat yang cocok untuk
tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung
dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup.
Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
BERCOCOK
TANAM PADI
Padi
dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan
kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan
maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah
tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi
hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah
kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya
tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.
PADI
SAWAH
Teknik
bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan
persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan
tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus
diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering
kali menurunkan produksi.
1.
PERSEMAIAN
Membuat
persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian
memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini
akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus
benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang
sehat dan subur dapat tercapai.
a. Penggunaan benih
- Benih unggul
- Bersertifikat
- Kebutuhan benih 25 -30 kg /
ha
b. Persiapan lahan untuk
persemaian
- Tanah harus subur
- Cahaya matahari
- Pengairan
- Pengawasan
c. Pengolahan tanah calon
persemaian
- Persemaian kering
- Persemaian basah
- Persemaian sistem dapog
Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya
dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian
tanah kering harus
dilakukan dengan baik yaitu :
- Tanah dibersihkan dari
rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu
pertumbuhan bibit.
- Tanah dibajak atau
dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah,
agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat
menyerap hara lebih banyak.
- Selanjutnya tanah
digaru Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan
dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan
untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
- Panjang bedengan : 500 -600 cm
atau menurut kebutuhan, akan tetapi
perlu diupayakan agar bedengan
tersebut tidak terlalu panjag
- Lebar bedengan 100 -150
cm
- Tinggi bedengan 20 -30 cm
Diantara kedua bedengan yang
berdekatan selokan, dengan ukuran lebar
30-40 cm. Pembuatan selokan ini
dimaksud untuk mempermudah :
- Penaburan benih dan
pencabutan bibit
- Pemeliharaan bibit dipersemaian
meliputi :
¬ Penyiangan
¬ Pengairan
¬ Pemupukan
¬ Pemberantasan hama dan
penyakit
Persemaian diupayakan lebih dari
1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering
lebih banyak dari persemaian basah.
Persemaian Basah
Perbedaan antara persemaian
kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak
awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air
:
- Air akan melunakan tanah
- Air dapat mematikan tanaman
pengganggu ( rumput )
- Air dapat dipergunakan untuk
memberantas serangga pernsak bibit
Tanah yang telah cukup memperoleh
genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak
dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan
perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut
keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan
ditanami.
Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara
penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah
dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem
dapog :
- Persiapan persemaian
seperti pada persemaian basah
- Petak yang akan ditebari
benih ditutup dengan daun pisang
- Kemudian benih ditebarkan
diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan
dari putik lembaga
- Setiap hari daun pisang
ditekan sedikit demi sedikit kebawah
- Air dimasukan sedikit
demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
- Pada umur 10 hari daun
pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat
penanaman disawah
d. Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan
Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
- Seleksi terhadap benih yang
kurang baik, terapung, melayang harus dibuang
- Agar terjadi proses
tisiologis
Proses tisiologis berarti
terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah.
Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses
tisiologis
Lama perendaman benih
Benih direndam dalam air selama
24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus )
Lamanya pemeraman
Benih diperam selama 48 jam, agar
didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan menebar benih
Hal- hal yang hams diperhatikan
dalam menebar benih adalah :
- Benih telah berkecambah dengan
panjang kurang lebih 1 mm
- Benih tersebar rata
- Kerapatan benih harus
sama
e. Pemeliharaan
persemaian
1) Pengairan
Pada pesemaian
secara kering
Pengairan pada pesemaian kering
dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan,
agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung,
meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau
rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman
pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan
kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama
pada pesemaian yang dilakukan secara basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan pada pesemaian basah
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bedengan digenangi air
selama 24 jam
- Setelah genagan itu
berlangsung selama 24 jam, kemudian air
dikurang hingga keadakan
macak-macak (nyemek-nyemek), kemudian benih mulai bisa disebar Pengurangan air
pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macakmacak ini, dimaksudkan agar
benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar
mudah masuk kedalam tanah.
- Benih tidak busuk
akibat genagan air
- Memudahkan benih bernafas
/ mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih
cepat
- Benih mendapat
sinar matahari secara langsung
Agar benih dalam bedengan tidak
hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan
terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut.
Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan bibit dari
pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan.
2) Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro.
Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang
penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh.
Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.
2.
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH
Pengolahan
tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga
memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.
Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan
a. Pembersihan -
Selokan-selokan perlu dibersihkan
- Jerami yang ada perlu dibabat
untuk pembuatan kompos
b. Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak
sawah yang sukar dibajak
c. Membajak
- Memecah tanah menjadi
bongkahan-bongkahan tanah
- Membalikkan tanah beserta
tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk.
- Proses pembusukan dengan
bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
d. Menggaru
- Meratakan dan
menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
- Pada saat menggaru
sebaiknya sawah dalam keaadan basah
- Selama digaru saluran pemasukan
dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar
- Penggaruan yang dilakukan
berulang kali akan memberikan keuntungan ¾ Permukaan tanah menjadi rata ¾
Air yang merembes kebawah menjadi berkurang
-Sisa tanaman atau rumput akan
terbenam ¾ Penanaman menjadi mudah ¾ Meratakan pembagian pupuk dan
pupuk terbenam
3.
PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus
diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
b. Umur bibit
c. Tahap penanaman
a. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan
cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
b. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup
sesuai dengan jenis padi, bib it tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara
mencabut bibit
c. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu
1. Memindahkan bibit
2. Menanam
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis
padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah
disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap
dipindahkan ke sawah :
- Bibit telah berumur 17 -25
hari
- Bibit berdaun 5 -7 helai
- Batang bagian bawah besar, dan
kuat
- Pertumbuhan bibit seragam
( pada jenis padi yang sama)
- Bibit tidak terserang
hama dan penyakit Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik,
bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.
2) Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal-
hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sistim larikan ( cara tanam )
b. Jarak tanam
c. Hubungan tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang
e. Kedalam menanam bibit
f. Cara menanam
a) Sistim larikan ( cara
tanam )
- Akan kelihatan rapi
- Memudahkan pemeliharaan
terutama dalam penyiangan
- Pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
- Dan perlakuan-perlakuan
lainnya
- Kebutuhan bibit /
pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b) Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak
tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
- .Jenis tanaman
- Kesuburan tanah
- Ketinggian tempat /
musim
- Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat
menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam
yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit
memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
- Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman
padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau
tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada
perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak
tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak
tanam padah tanah yang jurang subur.
- Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian
tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih
rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat
dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x
20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
c) Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan
jarak tanam.
Hubungan tanaman yang sering
diterapkan ialah :
- Hubungan tanaman bujur sangkar
( segi empat )
- Hubungan tanaman empat persegi
panjang.
- Hubungan tanaman 2 baris.
d) Jumlah tanaman ( bibit )
tiap lobang.
Bibit tanaman yang baik sangat
menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara
2 -3 batang
e) Kedalaman penanaman
bibit
Bibit yang ditanam terlalu dalam
/ dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang
baik 3 -4 cm.
f) Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali
dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak
tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara
serentak.
4
PEMELIHARAAN
Meliputi :
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
a. Penyulaman dan
penyiangan.
Yang harus diperhatikan dalam
penyulaman :
- Bibit yang digunakan
harus jenis yang sama
- Bibit yang digunakan
merupakan sisa bibit yang terdahulu
- Penyulaman tidak boleh
melampoi 10 hari setelah tanam.
- Selain tanaman pokok (
tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan
:
- Pengairan secara terns
menerus
- Pengairan secara piriodik
c. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi
kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses
pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa :
- Pupuk alam ( organik )
- Pupuk buatan ( an organik
)
Dosis pupuk yang digunakan :
- Pupuk Urea 250 -300 kg /
ha
- Pupuk SP 36 75 -100 kg /
ha
- Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
- Atau disesuaikan dengan
analisa tanah
Demikian informasi tentang
budidaya tanaman padi semoga membantu informasi yang anda butuhkan untuk
bertanam padi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar